Depan Profil Deskripsi Singkat

Deskripsi Singkat

Sejarah Desa Puncak

Dari informasi yang di dapatkan tentang asal-usulnya Puncak dijadikan nama Desa. Diantaranya adalah bahwa nama tersebut berasal dari nama tempat pemujaan yang terletak daerah mata air, yaitu Punjung Bucak (bahasa sunda wewengkon atau bahasa sunda yang dipakai oleh masyarakat setempat) yang berarti tempat pemujaan yang berair/becek, Tempat ini terletak di kampung Parenca  dan dikeramatkan. Ada lagi informasi yang didapatkan bahwa nama Puncak diambil dari letak daerah tersebut karena berada didaerah pegunungan paling tinggi kaki Gunung Ciremai pada waktu itu, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Majalengka yang di batasi oleh punggungan bukit geger halang.Puncak adalah Desa yang letaknya paling ujung dan paling tinggi di kabupaten Kuningan sebelah Barat.Desa Puncak pada jaman  dahulu kemungkinan pernah dipimpin oleh Kerajaan Mataram yaitu dengan ditemukannya bahasa yang tertulis dalam pusaka Desa Puncak  yang ditulis dalam beberapa potongan bambu dan daun lontar serta kulit kayu, menurut informasi yang di dapatkan bahwa tulisan tersebut adalah bahasa mataram atau bahasa jawa kuno, adapun pusaka desa Puncak yaitu keris Wesi Kuning dan Dedek Merang yang melambangkan kedigjayaan dan    kesejahteraan bagi masyarakatnya, sebelum menganut ajaran islam masyarakatnya kemungkinan menganut ajaran hindu budha yaitu dengan ditemukanya arca atau patung kecil dari batu yang terletak di sekitar  balai Desa tepatnya di Balong Gede di bawah Pohon Cempaka Putih, pada tahun l950-an.

Desa Puncak yang terletak di lereng Gunung Ciremai ini berbatasan dengan, sebelah Barat  gunung Ciremai, sebelah Utara dengan Desa Pajambon, sebelah Selatan dengan Kecamatan Kadugede yaitu Desa Bayuning, Ciherang dan Sagarahiang yang diawali dari Purna Jiwa dan batas alamnya adalah kali yang membentang sampai ke Kadugede, sebelah Timur dengan Desa Cileuleuy.   Wilayahnya dibagi beberapa Kampung yaitu kampung Ciwuni, kampung Santana dan Mula Bengkeng, dan kampung Pasawahan, kampung-kampung tersebut terdiri dari beberapa Blok, diantaranya kampung Ciwuni terdiri dari blok Cirabak, blok Babakan blok Tarikolot dan blok Golodog, Kampung Cisantana terdiri dari blok Malar, Blok Sawahbera, blok Dano, blok Parenca dan blok Kadurama, pada tahun 1980-an Desa Puncak dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Puncak dan Desa Cisantana, kemudian batas desa pun berubah menjadi sebelah Barat Gunung Ciremai, sebelah Utara Desa Cisantana. Setelah itu, sekitar tahun 1983-an dimekarkan lagi menjadi tiga desa, menjadi Desa Puncak, Desa Cisantana dan Desa Babakanmulya, oleh sebab itu batas desa sebelah Timur pun menjadi berubah dari Desa Cileuleuy menjadi Desa Babakanmulya. Konon katanya di desa Puncak ini dulu terkenal dengan ajaran agamanya, yang pada waktu itu masih belum mengenal agama Islam. Ada pun ajaran yang dianut pada waktu itu, yaitu ajaran dangiang kuning yang merupakan salah satu ajaran raja-raja yang berada di Kuningan. Ajaran tersebut disebut juga seuweukarma yang berisikan sepuluh kebijakan pedoman hidup. Jika menilik sejarah tentang penomoran desa di Kabupaten Kuningan, desa Puncak dahulu bernomor 6, yang berarti pada waktu itu desa Puncak merupakan desa yang ke-6 di Kabupaten Kuningan.

Jika kita menghitung usia Kabupaten Kuningan yang dikukuhkan berdasarkan pada pelantikan Suranggadjaya sebagai Adipati Kuningan oleh pupuhu Gunung Djati sebagai Susuhunanya, sudah barang tentu bahwa usia Desa Puncak hanya terpaut 6 tahun lebih muda dari Desa Kuningan, yang sudah tentu usia Desa Kuningan sama dengan usia Kuningan. Struktur pemerintahan pada jamannya, hampir sama dengan yang sekarang dipakai. Desa dipimpin oleh Kuwu, kampung atau dusun dipimpin oleh Rurah, urusan kesejahteraan dan keagamaan oleh Ketib/Kesra, urusan ekonomi dan pembangunan oleh Raksabumi/Ekbang, urusan keuangan oleh Bendahara desa, urusan pemerintahan oleh Ngabihi, urusan administrasi oleh Jurutulis, urusan keamanan dan ketertiban oleh polisi desa, urusan umum bisa dicakup oleh lulugu dan penjaga desa oleh Kemit/patok bale.

Informasi tersebut bisa dikatakan benar, tapi secara resmi administratifnya, desa Puncak diakui keberadaannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda sekitar tahun 1930, tetapi kalau menurut hari jadi Kuningan yang setiap tahun kita peringati, hari jadi Kuningan yang pertama pada tanggal 1 September 1498, dan desa Puncak menurut nomor Desa, hari jadi desa puncak yang pertama pada tanggal 02 Februari 1504. Berikut ini adalah daftar nama-nama yang pernah menjadi orang nomor satu di Desa Puncak, diantaranya:

  1. Sang Kuwu Gencai
  2. Sarkawi
  3. Juhara
  4. Abdul Kohar  (1920 - 1929 )
  5. Kartadisastra/ Pareman  (1929-1939)
  6. Balkim H. S  (1939-1949 )
  7. Sudira   (1949 / 3 bulan)
  8. Balkim H. S  (1949-1959)
  9. Suanta  (1959-1967)
  10. Sutono  (1967-1975)
  11. Sar’an    ( 1975 – 1982 )
  12. E. Kuswa  (1982 – 1983 Pjs )
  13. Sudirja  (1983-1990)
  14. Mas’udi HS ( 1990 – 1991  Pjs )
  15. Sar’an  (1991-1998)
  16. Drs. Sahabudin   (1998 – 1999  Pjs )
  17. Nana Suryana  (1999-2007)
  18. Oyo Sunaryo  (2007-2013)
  19. Diding Muslihudin A.Ma (2013-2019)

Desa Puncak mempunyai pusaka, yaitu sebuah keris dan dedek merang/yang dijadikan lambang desa/logo desa. Pusaka tersebut disimpan di Kepala Desa yang sedang menjabat atau menjadi Kepala Desa pada waktu itu. Masa jabatan dari tahun 1967 ke belakang itu hanya perkiraan berdasarkan informasi yang diperoleh penyusun dari sumber yang ada.

 

Struktur Organisasi Tata Kerja setiap Periode

Tahun 1967 – 1975, Kuwu / Kepala Desa : Sutono, berasal dari dusun Santana beliau pada  waktu menjabat sebagai Kepala Desa / Kuwu masih tercatat sebagai anggota TNI aktif yang berdinas di CPM, Juru Tulisnya atau Sekretaris Desa pada waktu itu ada 2 orang yaitu dari Santana satu orang yang bernama Emon / Ero Swara dan satu lagi dari Ciwuni yang bernama E.Kuswa, Ketib/kesra dijabat oleh  Mohamad Tawaf, Raksabumi / Ekbang Samhuri, Ngabihi / Pemerintahan oleh Sudirja, Rurah / Kepala dusun Ciwuni Arma, Pasawahan Maun, Rurah Mulabengkeng E.Sulaeman, Rurah Dano Junaedi ( meliputi 3 blok : Parenca, Kadurama, Dano), Rurah Santana Endang ( meliputi 3 blok : Santana, Malar, Sawahbera ) , Rurah Cirabak Juned ( meliputi 3 blok : Cirabak, Babakan, Tarikolot ), pada akhir tahun 1975, ada pergantian Rurah / Kepala Dusun Ciwuni,  yang pada waktu itu dikuti oleh 4 calon  yaitu Ahmad, Toyib, Tasmin, dan Mas’udi, dan dimenangkan oleh Tasmin, kemudian  Mas’udi menggantikan Ekbang, dan masih di tahun ini Desa Puncak dimekarkan menjadi Dua desa yaitu Puncak dan Cisantana.

Tahun 1975 – 1983, Kuwu : Sar’an, Juru Tulis Kuswa, Ketib Sutisna, Raksabumi Mas’udi, Ngabihi Sudirja, Polisi Desa Maun, Rurah Ciwuni Tasmin, Rurah Mulabengkeng E.Sulaeman, Rurah Cirabak Juned, Rurah  Pasawahan/Karanganyar Nasuha, pada tahun 1980 Desa Puncak dimekarkan lagi menjadi Desa Puncak dan Babakanmulya.

Tahun 1983 – 1991, Kuwu : Sudirja, Juru Tulis E. Kuswa, Ketib Sutisna, Raksa bumi Mas’udi, Urusan Umum Ma’un, seiring dengan berjalannya waktu pada periode ini, Dusun Ciwuni di bagi menjadi 2  Dusun yaitu Dusun Ciwuni 1 dan Dusun Ciwuni 2,adapun Rurah Ciwuni 1 Tasmin, Rurah Ciwuni 2 Sarkosi, Rurah Pakembaran Surma Muhidi, Rurah Karanganyar Emon, dan Dusun Mulabengkeng berganti nama menjadi Mulyaasih Rurahnya E.Sulaeman, tak lama kemudian ada perubahan struktur organisasi tata kerja yaitu Mas’udi jabatanya kaur pemerintahan,Tasmin menjadi Kaur Ekbang dan merangkap dengan Rurah Ciwuni 1, sekitar tahun 1990 an Sudirja meninggl dunia, dan Kepala desa dijabat oleh Mas’udi  sampai akhir masa jabatan tahun 1991.

Tahun 1991 – 1999, Kuwu Sar’an, Juru Tulis Drs. Sahabudin,Ketib/ Kesra Sutisna, Ngabihi / Pemerintahan Mas’udi, Raksabumi /Ekbang Tasmin, merangkap Rurah Ciwuni 1, Rurah Ciwuni 2 Sarkosi, Rurah Pakembaran Surma Muhidi, pada tahun 1998 Rurah Karanganyar digantikan oleh E.Suhri, Rurah Mulyaasih E.Sulaeman, dan pada tahun 1998 Kuwu sar’an meninggal dunia, Kuwu dijabat oleh Juru Tulis sampai akhir masa jabatan 1999.

Tahun 1999 – 2007, Kuwu Nana Suryana, Juru Tulis Mas’udi, Ketib H.Sutisna, Raksa Bumi /Ekbang Tasmin, pada  pertengahan tahun 1999, diadakan pemilihan Rurah Pakembaran, yang diikuti oleh 2 orang yaitu Junaedi dan Sahuri,yang dimenangkan oleh Junaedi, dan pada tahun 2000 masyarakat Dusun Ciwuni 1 mengajukan permohonan agar Rurah tidak dirangkap oleh Ekbang, masyarakat Ciwuni 1 pada waktu itu diwakili oleh tokoh masyarakat Ciwuni 1 mengajukan  Hermanto untuk diangkat sebagai Rurah Ciwuni 1, pada akhir tahun 2000 dilantiklah rurah Ciwuni 1 Hermanto, dan Junaedi Rurah Pakembaran, Rurah Ciwuni 2 Sarkosi, Rurah Karanganyar E.Suhri, Rurah Mulyaasih E.Sulaeman, setelah H.Sutisna habis masa jabatan, dirangkap oleh hermanto Rurah Ciwuni 1,dan setelah itu Kesra gantikan oleh Tasmin, Ekbang oleh Tatang Mustopa, dan Rurah Mulyaasih Digantikan oleh Kuseri, sesuai dengan kebutuhan pada tahun 2005 Hermanto Rurah Ciwuni 1 diangkat jadi ngabihi / Pemerintahan merangkap Rurah Ciwuni 1.

Tahun 2007 – 2013, Kuwu  Oyo Sunaryo, Juru Tulis Hermanto sebagai pelaksana Tugas harian, sekaligus merangkap ngabihi/ pemerintahan, pada waktu itu sesuai dengan perda tidak boleh mengangkat dan memberhentikan sekdes, karena jabatan Sekdes akan diisi oleh Pegawai Negeri Sipil, pada tahun 2013 Sekdes diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yaitu Diki Apriyanto, Kesra Endong Muhdori, Ekbang Tatang Mustopa,Kepala Dusun Ciwuni 1 Aang Suhayat, Kepala Dusun Ciwuni 2 Aang Kusnandar, Kepala Dusun Pakembaran Junaedi, Kepala Dusun Karanganyar E.Suhri, Kepala Dusun Mulyaasih Kuseri.

Tahun 2013 – 2019, Kuwu Diding Muslihudin .A.Ma, Sekdes Diki Apriyanto, tahun 2014  Sekdes digantikan oleh Dra Yayah Aliyah,Kaur Pemerintahan Hermanto, Kaur Kesra Endong Muhdori, Kaur Ekbang Tatang Mustopa, Kepala Dusun Ciwuni 1 Aang Suhayat, Kepala Dusun Ciwuni 2 Aang Kusnandar, pada tahun 2014 Kepala Dusun Pakembaran meninggal, Kepala Desa mengangkat Hermanto sebagai Pelaksana Tugas Harian Kepala dusun Pakembaran, , Kepala Dusun Karanganyar E.Suhri, Kepala Dusun Mulyaasih Kuseri, tahun 2016 Sekdes PNS, ditarik ke Pemda, dan Sekdes harus mengangkat lagi ( non PNS ) sesuai dengan peraturan yang berlaku.Pada Tahun 2016 mengangkat/Alihjabatan Sekdes oleh Sdr.Hermanto , Kasi Pemerintahan Sdr.Aang Suhayat , Kaur Umum Sdr.Asep Supriatna , Kaur Keuangan Sdr.Bangkit Feri Kurnia, dan Bendahara Sdr.Aris Krisdiawanto, dan Pada Tahun 2017 mengangkat Kasi Kesra Sdr.Iwan Irwanto dan Kepala Dusun Pakembaran Sdr.Asep Saefuloh .